Jayapura, Diben Danggu Weya (Kepala Suku Pegunungan Tengah di Manokwari) menanggapi berbagai aksi yang dilakukan oleh sejumlah organisasi, elit politik, atau kelompok mahasiswa Papua.
“Apakah alasan penolakan yang mereka suarakan? Apakah penolakan otsus adalah aspirasi menyeluruh orang Papua? Atau hanya didorong sebagai bentuk aksi papua merdeka?” ungkapnya.
Diben mengatakan bahwa penolakan otsus terlalu mengada-ada. Sebab karena adanya otsus inilah masyarakat Papua telah terjamin hak-haknya, dengan jalur ruang politik, ekonomi, sosial, maupun budaya. Terlebih keberadaan otsus juga bukan merupakan sebuah amcaman.
“Sebagai orang Papua saya merasa sedih. Terlihat dari aksi petisi atas penolakan otsus yang hanya mengatasnamakan orang Papua. Padahal faktanya mereka tidak benar-benar membawa aspirasi seluruh rakyat Papua,” ujarnya menambahkan.
Menurutnya hal yang paling memungkinkan saat ini adalah dilakukannya diskusi sebagai bentuk evaluasi terhadap pelaksanaan yang hampir menjangkau dua puluh tahun, bukan secara mentah-mentah menolak.
“Padahal dengan otsus ini ada harapan bagi orang Papua untuk meningkatka taraf hidupnya. Sehingga otsus harus dilanjutkan namun dibarengi dengan perbaikan dan evaluasi,” pungkasnya.
Dengan begitu pemerintah bisa mengerti tentang apa saja kekuarangan yang harus dibenahi agar kedepannya pelaksanaan kebijakan otsus jilid dua tersebut bisa berjalan sebagaimana mestinya. Diakhir kesempatannya Diben meminta kepada seluruh pihak untuk tidak terpengaruh atas ajakan yang hanya akan merugikan orang Papua.