• Home
  • Papua Land
    • Anim Ha
    • Menu Item
    • Domberai
    • Lepago
    • Mamta
    • Meepago
    • Saireri
  • Article
    • About Papua
    • Experience
    • Indepth
    • Opini
West Papua Press
Advertisement
  • Home
  • Berita Papua
    • Polhukam
    • Nasional & Internasional
    • Pendidikan & Kesehatan
  • Artikel
    • Indepth
    • Opini
  • Bisnis
  • Hiburan
  • Infrastruktur
  • Khabar Daerah
  • Olah Raga
  • English
    • Deutsch
No Result
View All Result
  • Home
  • Berita Papua
    • Polhukam
    • Nasional & Internasional
    • Pendidikan & Kesehatan
  • Artikel
    • Indepth
    • Opini
  • Bisnis
  • Hiburan
  • Infrastruktur
  • Khabar Daerah
  • Olah Raga
  • English
    • Deutsch
No Result
View All Result
West Papua Press
No Result
View All Result
Home Opini

Membangun Budaya Damai di Papua

January 25, 2021
in Opini
6 min read
0
Membangun Budaya Damai di Papua
0
SHARES
23
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp
Susi Wijaya
Mahasiswa Ilmu Politik Universitas Bung Karno

Membangun Budaya Damai di Papua

Masyarakat papua sejatinya merindukan rasa aman, damai, dan sejahtera. Menjalani kehidupan yang sejatinya dirindukan sebagai warga negara, dan kerinduan ini muncul setelah munculnya persoalan berkepanjangan yang sepertinya tidak ada titik temu dalam penyelesaian konflik papua. Lalu mengapa penyelesaian ini dinilai berkepanjangan. Dapat dilihat dari bagaimana penyelesaian konflik papua, dari apa yang saya dapatkan dari sumber-sumber ilmiah, penyelesaian konflik di Papua  masih banyak yang bersifat represif, di mana aparat keamanan yang mengatasnamakan negara masih masif terjadi. Pendekatan represif yang dilakukan sebenarnya tidak akan menyelesaikan konflik yang terjadi di tanah Papua. Sekalipun, untuk menghadapi Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB), seperti Organisasi Papua Merdeka (OPM), tetap harus dilakukan secara represif karena mereka mengancam nyawa apparat dan warga sipil di Papua.

Pendekatan represif malah akan membangkitkan trauma kekerasan masa lalu dan menghambat proses pembangunan serta perkembangan demokrasi lokal di tanah Papua. Tindakan represif yang dilakukan oleh negara di tanah Papua sering didasarkan pada alasan integrasi dan stabilitas nasional. Sedangkan kesejahteraan masyarakat yang tidak hanya ditentukan oleh satu aktor saja yaitu “negara” tetapi perlu adanya elaborasi dan aksi yang lebih variatif seperti pembangunan infrastruktur dan kampanye yang bersih. Perlu diadakannya sekuritisasi untuk meningkatkan kesadaran baru terkait isu isu non tradisional sehinggan, isu isu yang terkait tidak menjadi ancaman baru bagi masyarakat papua. Harus ada pembangunan budaya damai di Papua agar tindak represif tidak lagi digunakan.

Kurangnya penghormatan terhadap kebudayaan Papua yang unik seiring dengan ketidakadilan ekonomi dan pembagian pendapatan negara adalah masalah-masalah terbesar yang berlawanan dengan usaha-usaha untuk meraih rekonsiliasi yang sebenarnya. Kemajuan di Papua haruslah merujuk kepada studi etnografi dan mengadaptasi pendekatan sosial budaya yang mengakui penduduk asli Papua sebagai kesatuan adat yang diarahkan dalam bentuk hak-hak adat, hak-hak ulayat, dan kebudayaan.

Pembangunan dewasa ini termasuk kebijakan pemekaran wilayah sejalan dengan pemetaan kebudayaan di Papua. Program harus ditujukan untuk memperbaiki akar permasalahan dari konflik dengan membuka akses terhadap keadilan atau memperbesar pemerataan keadilan bagi penduduk asli Papua dan kelompok marginal lainnya, mengelola konflik dengan mendukung pembentukan kebijakan yang selaras dengan kebudayaan, harus dilaksanakan di tingkat masyarakat.

Oleh karena Papua kaya budaya, maka strategi intervensi harus disesuaikan dengan pemetaan kebudayaan di Papua. Secara terperinci ini berarti adanya persyaratan dalam menyelidiki dan mengerti secara benar struktur dan karakteristik (sistem nilai dan kebudayaan) yang ada di dalam masyarakat bersangkutan. Fokus yang lebih ditekankan pada tingkat masyarakat mungkin dapat dilakukan dengan jalan mengadopsi kearifan, kebudayaan dan kebutuhan lokal dalam proses perencanaan partisipatif, manajemen dan pengawasan. Investasi pada peningkatan kapasitas yang memerlukan program jangka panjang akan berharga guna membangun kesinambungan dan melaksanakan program secara bermartabat dengan memberikan ruang bagi penduduk setempat untuk menyelesaikan permasalahan mereka secara mandiri.

Pendekatan partisipatif melalui budaya damai ini juga akan memperkecil atau bahkan menghapus kompleksitas perasaan rendah diri penduduk asli Papua. Pertukaran pengetahuan, keterampilan dan pengalaman melalui penghormatan terhadap nilai-nilai dan kebudayaan lokal antara orang-orang papua akan mendatangkan budaya damai di Papua. Dengan demikian, upaya membangun Papua akan terealisasi dengan baik.

Previous Post

Masyarakat Kampung Sawanawa Tidak Minta Merdeka, Tapi Otsus Harus Lanjut

Next Post

Komisi II DPR RI Serap Aspirasi mengenai Pemekaran Papua

Related Posts

Otsus Sebagai Kebijakan Desentralisasi dan Resolusi Konflik yang Baik Bagi Papua
Opini

Otsus Sebagai Kebijakan Desentralisasi dan Resolusi Konflik yang Baik Bagi Papua

March 1, 2021
OTONOMI KHUSUS PAPUA:  KESEJAHTERAAN DAN PERDAMAIAN ABADI
Opini

OTONOMI KHUSUS PAPUA: KESEJAHTERAAN DAN PERDAMAIAN ABADI

February 26, 2021
OTONOMI KHUSUS PAPUA SEBAGAI JAWABAN ATAS ASPIRASI  PAPUA MERDEKA
Opini

OTONOMI KHUSUS PAPUA SEBAGAI JAWABAN ATAS ASPIRASI PAPUA MERDEKA

February 22, 2021
Program Afirmasi Calon Taruna-Taruni Papua Sebagai Implementasi Kemenkumham untuk Mendukung Otonomi Khusus Papua di Bidang Pendidikan
Opini

Program Afirmasi Calon Taruna-Taruni Papua Sebagai Implementasi Kemenkumham untuk Mendukung Otonomi Khusus Papua di Bidang Pendidikan

February 18, 2021
Merajut Perdamaian di Papua
Opini

Langkah Tepat Otonomi Khusus Papua

February 15, 2021
Otonomi Khusus Papua: Titik Balik Kesejahteraan Masyarakat Papua
Opini

Otonomi Khusus Papua: Titik Balik Kesejahteraan Masyarakat Papua

February 11, 2021
Next Post
Komisi II DPR RI Serap Aspirasi mengenai Pemekaran Papua

Komisi II DPR RI Serap Aspirasi mengenai Pemekaran Papua

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

  • Trending
  • Comments
  • Latest
Jenderal OPM Ngaku Baru Bunuh 10 Prajurit TNI di Papua

Jenderal OPM Ngaku Baru Bunuh 10 Prajurit TNI di Papua

Januari 25, 2021
Pendekatan Kesejahteraan untuk Membangun Papua

Pendekatan Kesejahteraan untuk Membangun Papua

Januari 25, 2021
Anggota TGPF Intan Jaya Tertembak di Papua

Anggota TGPF Intan Jaya Tertembak di Papua

Januari 25, 2021
Program ADEM dan ADiK bagi Pendidikan di Papua

Program ADEM dan ADiK bagi Pendidikan di Papua

Januari 25, 2021
Kapolda Papua : Otsus untuk Mendorong Kesejahteraan, Kesetaraan Bagi Masyarakat Asli Papua

Kapolda Papua : Otsus untuk Mendorong Kesejahteraan, Kesetaraan Bagi Masyarakat Asli Papua

1
Otsus Sebagai Kebijakan Desentralisasi dan Resolusi Konflik yang Baik Bagi Papua

Otsus Sebagai Kebijakan Desentralisasi dan Resolusi Konflik yang Baik Bagi Papua

0
Tak Ada Niat Sedikit Pun Warga Papua Pisah dari NKRI

Tak Ada Niat Sedikit Pun Warga Papua Pisah dari NKRI

0
OPM Menyengsarakan Rakyat Papua dan Papua Barat

OPM Menyengsarakan Rakyat Papua dan Papua Barat

0
Otsus Sebagai Kebijakan Desentralisasi dan Resolusi Konflik yang Baik Bagi Papua

Otsus Sebagai Kebijakan Desentralisasi dan Resolusi Konflik yang Baik Bagi Papua

March 1, 2021
Satgas Yonif 413 Kostrad Wujudkan Masyarakat Perbatasan RI-PNG Sehat Menuju Sejahtera

Satgas Yonif 413 Kostrad Wujudkan Masyarakat Perbatasan RI-PNG Sehat Menuju Sejahtera

March 1, 2021
Ketika Para Prajurit TNI Ajari Anak Papua di Perbatasan Agar Melek Digital

Ketika Para Prajurit TNI Ajari Anak Papua di Perbatasan Agar Melek Digital

March 1, 2021
DPRD Puncak Jaya Dukung Dukung Kejati Papua Tuntaskan Kasus Korupsi Dana Desa

DPRD Puncak Jaya Dukung Dukung Kejati Papua Tuntaskan Kasus Korupsi Dana Desa

March 1, 2021
Otsus Sebagai Kebijakan Desentralisasi dan Resolusi Konflik yang Baik Bagi Papua

Otsus Sebagai Kebijakan Desentralisasi dan Resolusi Konflik yang Baik Bagi Papua

March 1, 2021
Satgas Yonif 413 Kostrad Wujudkan Masyarakat Perbatasan RI-PNG Sehat Menuju Sejahtera

Satgas Yonif 413 Kostrad Wujudkan Masyarakat Perbatasan RI-PNG Sehat Menuju Sejahtera

March 1, 2021
Ketika Para Prajurit TNI Ajari Anak Papua di Perbatasan Agar Melek Digital

Ketika Para Prajurit TNI Ajari Anak Papua di Perbatasan Agar Melek Digital

March 1, 2021
DPRD Puncak Jaya Dukung Dukung Kejati Papua Tuntaskan Kasus Korupsi Dana Desa

DPRD Puncak Jaya Dukung Dukung Kejati Papua Tuntaskan Kasus Korupsi Dana Desa

March 1, 2021
Dukung Penuh Otsus, Pemuda Papua di Jateng: Bagi Kami NKRI Harga Mati

Dukung Penuh Otsus, Pemuda Papua di Jateng: Bagi Kami NKRI Harga Mati

March 1, 2021
Babinsa Koramil Kulken Bersama Warga Bangun Pos Peka

Babinsa Koramil Kulken Bersama Warga Bangun Pos Peka

March 1, 2021

Tags

benny benny wenda Berita Papua berita papua merdeka dana otonomi khusus dana otonomi khusus papua dana otsus Dana Otsus Papua free west papua gerakan papua merdeka Kelompok Kriminal Bersenjata kelompok separatis Kelompok Separatis Bersenjata Kelompok Separatis Papua kkb opm organisasi papua merdeka otonomi khusus jilid 2 Otonomi Khusus Papua otsus jilid 2 Otsus Papua Otsus Papua Jilid 2 papua Papua Barat Papua Barat Merdeka papua indonesia papua merdeka papua separatis Pekan Olahraga Nasional pembangunan infrastruktur papua Pembangunan Papua Pembangunan Papua Barat Pembangunan Untuk Papua penolakan otonomi khusus papua penolakan otsus papua perkembangan papua merdeka terkini Persatuan Indonesia PON Papua PON XX rapat dengar pendapat otsus papua separatisme Papua separatis Papua wenda West Papua West Papua Press
  • 585 Fans
  • About
  • Advertise
  • Privacy & Policy
  • Contact
West Papua is Indonesia

© 2020 West Papua Press

No Result
View All Result
  • Home
  • Papua Land
    • Anim Ha
    • Menu Item
    • Domberai
    • Lepago
    • Mamta
    • Meepago
    • Saireri
  • Article
    • About Papua
    • Experience
    • Indepth
    • Opini

© 2020 West Papua Press