• Home
  • Papua Land
    • Anim Ha
    • Menu Item
    • Domberai
    • Lepago
    • Mamta
    • Meepago
    • Saireri
  • Article
    • About Papua
    • Experience
    • Indepth
    • Opini
West Papua Press
Advertisement
  • Home
  • Berita Papua
    • Polhukam
    • Nasional & Internasional
    • Pendidikan & Kesehatan
  • Artikel
    • Indepth
    • Opini
  • Bisnis
  • Hiburan
  • Infrastruktur
  • Khabar Daerah
  • Olah Raga
  • English
    • Deutsch
No Result
View All Result
  • Home
  • Berita Papua
    • Polhukam
    • Nasional & Internasional
    • Pendidikan & Kesehatan
  • Artikel
    • Indepth
    • Opini
  • Bisnis
  • Hiburan
  • Infrastruktur
  • Khabar Daerah
  • Olah Raga
  • English
    • Deutsch
No Result
View All Result
West Papua Press
No Result
View All Result
Home Opini

Upaya Melaksanakan Perdamaian di Papua

Oktober 6, 2020
in Opini
9 min read
0
Upaya Melaksanakan Perdamaian di Papua
0
SHARES
29
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp
Efriza
Direktur Eksekutif PSKP

Upaya Melaksanakan Perdamaian di Papua

Damai merupakan keintegrasian manusia dalam suatu kehidupan karena tidak adanya konflik, jika bicara Perdamaian tak lain adalah ketidakadaannya konflik, ketiadaan kekerasan dan terciptanya kehidupan sosial yang terstruktur. Menurut bapak perdamaian dunia, Johan Galtung, perdamaian terbagi menjadi dua, yaitu Negative Peace dan Positive Peace. Negative Peace merupakan ketiadaaan konflik antara dua pihak atau lebih yang berusaha mencapai kepentingan masing-masing, akan tetapi masih ada ketidakadilan social dan penekanan ekonomi,  sedangkan Positive Peace merupakan ketiadaan suatu kondisi di mana terciptanya lingkungan yang aman dan damai tanpa adanya kekerasan ataupun peperangan baru lagi.

Perdamaian dimiliki oleh semua negara, yang meliputi semua individu maupun kelompok di dalamnya. Akan tetapi, sedamai apapun sebuah negara pasti ada yang namanya konflik, konflik ini bukan hanya perang saja, tetapi juga kehidupan sosial, pribadi, kelompok dan lain sebagainya. Khususnya di Indonesia yang memiliki semboyan “Bhineka Tunggal Ika”, yang berarti berbeda-beda tetapi tetap satu. Perbedaan akan berujung pada konflik, itu pasti.

Sebagai contoh, komplektisitas perbedaan di negeri ini mengakibatkan masih terjadinya kekerasan, khususnya isu rasisme. Salah satu daerah yang sering dibicarakan karena hal tersebut adalah provinsi di ujung jauh kita, yaitu Papua. Papua terus menerus diberitakan karena sering terjadi isu rasisme dan tragedi kemanusiaan yang menyangkut hak asasi manusia. Situasi ini semakin buruk karena semakin maraknya gerakan separatis papua (Kelompok Separatis Papua atau KSP), yang salah satunya bernama OPM (Organisasi Papua Merdeka). Sebuah organisasi yang berdiri sejak 1965 ini keberadaannya diakui oleh masyarakat Papua sebagai sebuah organisasi yang bertujuan memisahkan diri dari wilayah Inddonesia.

Mereka memiliki tujuan seperti ini karena merasa bahwa kondisi keamanan di Papua sangat minim, apalagi diperparah oleh tindakan-tindakan kekerasan yang dilakukan oleh aparat negara, seperti TNI dan Polri. Kemudian, mereka juga merasa bahwa kesenjangan ekonomi, sosial, dan pendidikan di Papua terjadi belum merata, serta Otonomi Khusus (Otsus) Papua dianggap belum mampu memberikan kesejahteraan bagi Orang Asli Papua (OAP). Tentunya tuduhan-tuduhan tersebut tidak berdasar karena yang terjadi justru sebaliknya, yaitu OPM dan kawan-kawannyalah yang meneror sesama rakyat Papua dengan memfitnah bahwa negaralah yang melakukannya.

Untuk mengatasi hal ini berbagai pendekatan pun dilakukan dalam menangani masalah-masalah tersebut agar terciptanya perdamaian di wilayah Papua. Papua memang memiliki banyak keragaman suku sehingga terjadinya konflik antar-suka tidak terelakkan memang. Untuk itu, perdamaian di Papua harus dibentuk karena adanya jaringan internal suku bangsa maupun suku luar. Penyelesaian konflik yang dilakukan adalah dengan melakukan dialog pertemuan dengan mekanisme pertemuan antar-suku tersebut

Selain itu,  upaya-upaya dalam menciptakan perdamaian di Papua juga menemui titik terangnya, dengan terbentuknya empat poin damai, setelah sebelumnya sempat terjadi unjuk rasa anarkis di Jayapura. Kesepakatan damai ini telah ditandatangani oleh 34 perwakilan lapisan masyarakat Papua. Empat poin tersebut berisi: kami warga Negara Kesatuan Republik Indonesia di tanah Papua dengan beragam suku,  bahasa, agama, dan adat istiadat menyatakan:

  1. Menjaga persatuan dan kesatuan di tanah Papua.
  2. Hidup berdampingan rukun, damai, dan kasih sayang.
  3. Sepakat tidak terpengaruh oleh isu-isu yang tidak benar.
  4. Sepakat menolak kelompok separatis dan radikal di tanah Papua

Selain empat poin diatas, untuk menjaga stabilitas keamanannya, Kapolri Jendral Tito Karnavian juga meningkatan keamanan wilayah-wilayah di Papua dengan menambah personilnya untuk mencegah dan mengamankan terjadinya konflik di sana. Hal itu juga bertujuan untuk membangun komunikasi dan koordinasi dengan berbagai pihak, baik itu masyarakat, aparatur negara atau kepala-kepala suku di sana.

Upaya lainnya yang dilakukan adalah dengan melawan propaganda–propaganda hoaks yang dilakukan oleh media-media internasional oleh oknum tertentu kerusuhan yang terjadi di beberapa wilayah Papua (Manokwari, Fak-Fak, Jayapura, Sorong) atas aksi demontrasi besar-besaran yang kemudian berujung tidak kondusif. Hoak-hoaks ini kerap terus-menerus terjadi dan menyebar ke beberapa wilayah. Oleh sebab itu, tindakan yang dilakukan pemerintah yakni memutuskan jaringan internet di beberapa wilayah yang terjadi kericuhan untuk meredam propaganda dan ujaran kebencian, utamanya yang berisikan tentang Papua merdeka. Atas kebijakan tersebut, Presiden Jokowi memang dikecam oleh beberapa masyarakat papua, akan tetapi hal itu dilakukan demi terciptanya situasi kondusif di wilayah-wilayah yang terkena kerusuhan.

Terakhir, intervensi media-media  asing yang membuat situasi semakin genting dan sengaja memancing kerusuhan agar opini publik internasional mendukung Papua keluar dari Indoneisa. Indonesia perlu memerangi hoaks dan melakukan literasi agar masyarakat tidak tertipu. Peran media pun perlu ditingkatkan dalam penyaringan berita. Semua itu memerlukan kerjasama antar-pemerintah dengan kelompok masyarakat papua, serta melakukan pendekatan sosial, ekonomi, dan pendidikan. Jangan lupakan juga tetap mendukung pembangunan infrastruktur agar kesejahteraan semakin meingkat di Papua. Semua itu diperlukan untuk melaksanakan perdamaian di Papua.

Tags: berita papua merdekafree west papuagerakan papua merdekaPapua Barat Merdekapapua merdeka
Previous Post

Menteri Koordinator Bidang Politik Mahfud MD : Otonomi Khusus Papua Otomatis Lanjut

Next Post

Pendapatan Holding BUMN Farmasi Baru Rp5,7 T pada Semester I

Related Posts

OPM Layak Ditetapkan Sebagai Organisasi Teroris
Opini

OPM Layak Ditetapkan Sebagai Organisasi Teroris

January 22, 2021
MARI SAMA-SAMA BANGUN PAPUA
Opini

MARI SAMA-SAMA BANGUN PAPUA

January 18, 2021
Memahami Papua dan Mencari Solusi dari Permasalahannya
Opini

Memahami Papua dan Mencari Solusi dari Permasalahannya

January 14, 2021
Pemekaran Wilayah Berdampak Positif Bagi Rakyat Papua
Opini

Pemekaran Wilayah Berdampak Positif Bagi Rakyat Papua

January 9, 2021
Pendekatan Keamanan dan Kemanusiaan Bagi Papua
Opini

Pendekatan Keamanan dan Kemanusiaan Bagi Papua

January 8, 2021
Keberhasilan Presiden Jokowi Membangun Papua
Opini

Keberhasilan Presiden Jokowi Membangun Papua

January 5, 2021
Next Post
Pendapatan Holding BUMN Farmasi Baru Rp5,7 T pada Semester I

Pendapatan Holding BUMN Farmasi Baru Rp5,7 T pada Semester I

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

  • Trending
  • Comments
  • Latest
Jenderal OPM Ngaku Baru Bunuh 10 Prajurit TNI di Papua

Jenderal OPM Ngaku Baru Bunuh 10 Prajurit TNI di Papua

October 12, 2020
Pendekatan Kesejahteraan untuk Membangun Papua

Pendekatan Kesejahteraan untuk Membangun Papua

Oktober 6, 2020
Program ADEM dan ADiK bagi Pendidikan di Papua

Program ADEM dan ADiK bagi Pendidikan di Papua

Oktober 6, 2020
Anggota TGPF Intan Jaya Tertembak di Papua

Anggota TGPF Intan Jaya Tertembak di Papua

October 10, 2020
Kapolda Papua : Otsus untuk Mendorong Kesejahteraan, Kesetaraan Bagi Masyarakat Asli Papua

Kapolda Papua : Otsus untuk Mendorong Kesejahteraan, Kesetaraan Bagi Masyarakat Asli Papua

1
Sri Mulyani Pastikan Alokasi Dana Otsus untuk Papua Naik

Sri Mulyani Pastikan Alokasi Dana Otsus untuk Papua Naik

0
Tak Ada Niat Sedikit Pun Warga Papua Pisah dari NKRI

Tak Ada Niat Sedikit Pun Warga Papua Pisah dari NKRI

0
OPM Menyengsarakan Rakyat Papua dan Papua Barat

OPM Menyengsarakan Rakyat Papua dan Papua Barat

0
Sri Mulyani Pastikan Alokasi Dana Otsus untuk Papua Naik

Sri Mulyani Pastikan Alokasi Dana Otsus untuk Papua Naik

January 24, 2021
Yorrys Raweyai: Evaluasi UU Otsus Papua Perlu Dimasukkan ke Prolegnas Prioritas 2021

Yorrys Raweyai: Evaluasi UU Otsus Papua Perlu Dimasukkan ke Prolegnas Prioritas 2021

January 24, 2021
Anggota DPR Ini Meyakini Revisi Otsus Bisa Sejahterakan Masyarakat Papua

Anggota DPR Ini Meyakini Revisi Otsus Bisa Sejahterakan Masyarakat Papua

January 23, 2021
Prajurit TNI Gugur Ditembak KKB, DPR: Gerakan Separatisme di Papua Semakin Berbahaya

Prajurit TNI Gugur Ditembak KKB, DPR: Gerakan Separatisme di Papua Semakin Berbahaya

January 23, 2021
Sri Mulyani Pastikan Alokasi Dana Otsus untuk Papua Naik

Sri Mulyani Pastikan Alokasi Dana Otsus untuk Papua Naik

January 24, 2021
Yorrys Raweyai: Evaluasi UU Otsus Papua Perlu Dimasukkan ke Prolegnas Prioritas 2021

Yorrys Raweyai: Evaluasi UU Otsus Papua Perlu Dimasukkan ke Prolegnas Prioritas 2021

January 24, 2021
Anggota DPR Ini Meyakini Revisi Otsus Bisa Sejahterakan Masyarakat Papua

Anggota DPR Ini Meyakini Revisi Otsus Bisa Sejahterakan Masyarakat Papua

January 23, 2021
Prajurit TNI Gugur Ditembak KKB, DPR: Gerakan Separatisme di Papua Semakin Berbahaya

Prajurit TNI Gugur Ditembak KKB, DPR: Gerakan Separatisme di Papua Semakin Berbahaya

January 23, 2021
OPM Layak Ditetapkan Sebagai Organisasi Teroris

OPM Layak Ditetapkan Sebagai Organisasi Teroris

January 22, 2021
Sri Mulyani Otsus Papua dari 2 Persen Naik Menjadi 2,25 Persen

Sri Mulyani Otsus Papua dari 2 Persen Naik Menjadi 2,25 Persen

January 22, 2021

Tags

benny benny wenda Berita Papua berita papua merdeka dana otonomi khusus dana otonomi khusus papua dana otsus Dana Otsus Papua free west papua gerakan papua merdeka Kelompok Kriminal Bersenjata kelompok separatis Kelompok Separatis Bersenjata Kelompok Separatis Papua kkb opm organisasi papua merdeka otonomi khusus jilid 2 Otonomi Khusus Papua otsus jilid 2 Otsus Papua Otsus Papua Jilid 2 papua Papua Barat Papua Barat Merdeka papua indonesia papua merdeka papua separatis Pekan Olahraga Nasional pembangunan infrastruktur papua Pembangunan Papua Pembangunan Papua Barat Pembangunan Untuk Papua penolakan otonomi khusus papua penolakan otsus papua perkembangan papua merdeka terkini Persatuan Indonesia PON Papua PON XX rapat dengar pendapat otsus papua separatisme Papua separatis Papua wenda West Papua West Papua Press
  • 588 Fans
  • About
  • Advertise
  • Privacy & Policy
  • Contact
West Papua is Indonesia

© 2020 West Papua Press

No Result
View All Result
  • Home
  • Papua Land
    • Anim Ha
    • Menu Item
    • Domberai
    • Lepago
    • Mamta
    • Meepago
    • Saireri
  • Article
    • About Papua
    • Experience
    • Indepth
    • Opini

© 2020 West Papua Press